Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, dimana presentasi merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari kegiatan ilmiah di perguruan tinggi, seperti pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, penulisan karya ilmiah, dan lai
n-lain.
Secara umum, tujuan presentasi adalah edukasi atau pendidikan, memberikan informasi, dan persuasi atau mempengaruhi. Dalam kegiatan penelitian, presentasi bertujuan untuk memaparkan kepada orang lain mengenai penelitian yang telah dilakukan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitian. Oleh karena itu, kemampuan memberikan sebuah presentasi yang baik merupakan modal yang sangat penting.
Banyak orang yang pandai dalam menulis suatu artikel ilmiah, namun kurang mampu untuk menyampaikannya dalam forum ilmiah. Selain itu sering juga kita menyaksikan suatu karya ilmiah yang sangat bagus namun disajikan (dipresentasikan) dengan tidak bagus, sehingga mengurangi sasaran yang ingin dicapai dalam karya ilmiah tersebut tidak sampai, selain itu juga dapat mengurangi kualitas dari karya ilmiah tersebut. Jadi untuk memperesentasikan suatu karya ilmiah membutuhkan beberapa persyaratan tertentu, karena presentasi merupakan cara untuk menjelaskan sesuatu (ide, opini, kasus, solusi, informasi dll) kepada kumpulan orang yang dapat dilakukan baik dengan bantuan teknologi maupun tidak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hakikat presentasi ilmiah ?
2. Apa sajakah faktor yang mendukung jalannya presentasi ilmiah ?
3. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan presentasi ilmiah ?
4. Bagaimana tata cara dan etika pelaksanaan presentasi ilmiah ?
5. Bagaimanakah melaksanakan presentasi ilmiah ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami hakikat presentasi ilmiah.
2. Untuk memahami faktor faktor yang mendukung jalannya presentasi ilmiah.
3. Untuk dapat mempersiapakan presentasi ilmiah dengan baik.
4. Untuk dapat mengetahui dan mengalkan etika dan tata cara presentasi ilmiah.
5. Untuk dapat melaksanakan presentasi ilmiah
1.4 Manfaat
1. Memiliki pengetahuan pengetahuan yang memadai tentang fungsi dan penggunaan bahasa dalam berbicara.
2. Memahami berbagai prinsip dasar dan metode pembelajaran berbicara.
3. Dapat memiliki keterampilan dalam menyusun bahan presentasi.
4. Dapat berprentasi ilmiah dengan baik sesuai dengan etika dan tata cara presentasi ilmiah.
5. Dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalamm forum ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Presentasi Ilmiah
Presentasi (presentation) sering dipahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan informasi mengenai suatu hal, baik gagasan ataupun objek, di hadapan orang banyak. Oleh karena itu presentasi juga sering dikatakan sebagai berbicara di hadapan publik (public speaking). Morrisey dan Sechrest mendeskripsikan bahwa presentasi melibatkan penyiapan dan penyampaian suatu pokok bahasan kritis dalam bentuk yang logis dan ringkas, sehingga menimbulkan komunikasi yang efektif. Maka dapat disimpulkan presentasi merupakan kegiatan berbicara di hadapan publik untuk mengkomunikasikan secara efektif suatu pokok bahasan yang merupakan informasi mengenai suatu gagasan atau objek.
Robert M. French mengatakan, bahwa “you are a scientist or you wouldn’t be giving the talk” yang artinya Anda seorang ilmuwan atau Anda pendiam. Pandangan itu dapat di jadikan dasar untuk mendeskripsikan presentasai ilmiah. Dari segi pelaku, yang memberikan presentasi ilmiah adalah seorang ilmuan. Informasi yang disampaikan tentu adalah bersifat ilmiah. Jadi, presentasi ilmiah merupakan presentasi yang disampaikan oleh seorang ilmuan mengenai suatu gagasan atau objek ilmiah di hadapan khalayak ilmiah.
2.2 Faktor yang Mendukung Jalannya Presentasi Ilmiah
Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dan komunikasi tetap efektif, faktor kebahasaan dan nonkebahasaan sangat penting diperhatikan dan merupakan hal yang mutlak untuk dipahami. Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai faktor kebahasaan dan nonkebahasaan dalam berbicara (Arsjad dan Mukti, 1993:17
Yang termasuk faktor kebahasaan adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan ucapan
Seseorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang digunakan tidak selalu sama. Masing masing mempunyai gaya tersendiri dan gaya yang dipakai berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan, perasaan dan sasaran.
b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan, kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walapun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.
c. Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Kalau si pembicara memaksakan diri memilih kata-kata yang tidak dipahaminya dengan maksud supaya lebih mengesankan, malah akibatnya akan sebaliknya. Timbul kesan seolah-olah dibuat-buat dan berlebihan. Selain itu, pilihan kata juga disesuaikan dengan pokok pembicaraan.
d. Ketepatan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorsng pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, kesan, atau menimbulkan akibat.
2.2.2 Faktor Nonkebahasaan
Keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Yang termasuk faktor nonkebahasaan sebagai berikut:
a. Sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal, kesan pertama itu sangat pertama itu sangat penting untuk menjamin adanya kesenimbanguan perhatian pendengar. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunujukan otoritas dan integritasnya. Tentup sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
b. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara benar-benar terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan berbicara sangat membantu. Hal ini sering diabaikan oleh pembicara. Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar lain merasa kurang diperhatikan.
c. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi. Namun perlu diingat, gerak gerik yang berlebihan justru dapat menganggu keefektifan berbicara.
d. Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan suara tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah pendengar. Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Pengaturan kenyaringan suara diperlukan supaya didengar oleh semua pendegar dengan jelas. Hal ini juga mengingat kemungkinan gangguan dari luar.
e. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap pesan yang disampaikan pembicara. Pembicara yang berbicara dengan terputus-putus atau adanya bagian-bagian tertentu yang diselipi bunyi-bunyi tertentu, tentu akan menganggu penangkapan pendengar. Misalkan menyelipkan bunyi ee,oo,aa, dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan yang disampaikan.
f. Relevansi/Penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimata harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
g. Penguasaan topik
Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasi. Penguasaan topik yang baik akan memunculkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik sangatlah penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.
2.3 Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Melaksanakan Presentasi Ilmiah
Sebelum mempersiapkan suatu presentasi, ada beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :
1. Situasi. Perhatikan waktu dan tempat anda akan memberikan presentasi.
2. Tujuan. Apa tujuan yang ingin dicapai dari yang dilakukan.
3. Audience. Perhatikan siapa saja yang menjadi peserta presentasi anda
4. Metode. Metode apa yang tepat dipakai agar tujuan presentasi dapat tercapai.
Adapun langkah langkah yang dapat ditempuh dalam mempersiapkan presentasi ilmiah yaitu :
a. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas. Penyebutan butir hendaknya tidak boleh terlalu singkat, tetapi juga tidak boleh terlalu elaboratif karena elaborasinya akan dilakukan secara lisan oleh penyaji.
b. Atur butir butir tersebut agar alur penyajiannya runtut san runut (kohesif dan kohern).
c. Kerangka pikir perlu diungkapkan / disajikan dalam diagram atau bagan alir untuk menunjukkan alur penalarannya.
Presentasi yang baik tidak akan berjalan dengan baik tanpa dipersiapkan dengan matang. Untuk mencapai kesuksesan dalam presentasi dubutuhkan alat bantu seperti infocus, laptop, dan layar (screen). Alat bantu ini harus dipastika berfungsi dengan baik dan dapat di gunakan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Kehadiran alat bantu visul harus dapat memperkaya, buka merusak pesan yang disampaikan atau distribusi satu outline dalam membantu audiensi mengikuti presentasi. Gunakan variasi untuk menarik perhatian audiensi : ingat kembali manfaat gambar, grafik, dan objek. Berikut ini beberapa tips yang perlu di perhatikan dalam penggunaan alat bantu menurut Alek dan H. Achmad H.P. (2010) :
1. Hindari pemakaian transparansi dengan huruf yang relatif kecil (standard).
2. Gunakan huruf datar (misalnya, swiss atau halvetica) dengan ukuran yang substansial (misalnya, 18 atau lebih).
3. Jika memakai warna , hindari pemakaian warna yang berlebihan.
4. Rancang powerpoint/ transparansi secara wajar, gunakan kualitas huruf yang baik dan jelas.
5. Hindari pemakaian lembar presentasi yan ditulis tangan dan memiliki resolusi rendah.
6. Batasi jumlah lembar presentasi/ transparansi yang dipakai
7. Pastikan diagram atau chart dirancang denga baik agar dapat menjelaskan poin-poin penting yang l;ebih bcepat dan lebih jelas dari pada kata kata.
8. Jangan gunaka grafik sulit yang dipahami atau tidak relevan dengan topik yang dibahas.
9. Miliki alasan atau argumen yan tepat untuk setiap lembar presentasi yan ditampilkan.
10. Jangan pernah halangi pandangan audiensi: batasi posisi badan yang menghalangi audiensi.
11. Pastikan bahwa anda mengetahui cara menggunakan alat bantu; praktikkan sebelum anda memulai presentasi; persiapkan segala hal yang dibutuhkan termasuk gegala kemungkunan terburuk.
12. Perhatikan pencahayaan pada ruangan presentasi.
2.4 Etika dan Tata Cara Pelaksanaan Presentasi Ilmiah
Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.pd. (2017) menyampaikan bahwa tata cara dan presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menati 3 tata cara yang lazim yaitu :
1. Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap ataupun bahasan presentasi powerpoint.
2. Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator.
3. Penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar berbagai informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian
Dalam sebuah forum ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda, yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta dan teknisi. Semua pihak wajib melaksanakan tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan aturan main yang telah ditetapkan. Adapun beberapa Etika dalam forum ilmiah yang harus dijaga agar tujuan forum dapat tercapai dengan baik. Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana yang salah serta mana yang patut dan mana yang tidak patut. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah “menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain”. Kerugian mencakup hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak dalam forum ilmiah meliputi hak berbicara, hak membela dan mempertahankan pendapatnya, serta hak untuk mendapatkan pengakuan. Bagi segala peran dalam presentasi ilmiah hal dibawah ini harus diperhatikan dengan baik :
1. Penyaji
Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya ataukah diambil dari sumber lain. Jika diambil dari sumber lain, harus disebutkan secara lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah.
2. Peserta
Etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, setiap peserta harus jujur pada diri sendiri. Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar ataukah belum, dsb. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara (atau bertanya). Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu. Ketika peserta lain telah menyatakan sesuatu dan dia menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya.
Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, satu kewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah diberikan. Apabila dengan terpaksa penanya meninggalkan ruangan sebelum jawaban diberikan, dia wajib meminta maaf dan meminta izin untuk meninggalkan ruangan.
3. Moderator
Jalannya forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator sebagai pemandu. Etika yang harus dijaganya adalah bahwa dia harus adil. Artinya, semua peserta sedapat-dapatnya memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum berlangsung. juga keseimbangan dalam hal waktu atau jumlah pertanyaan yang boleh diajukan oleh peserta.
Selain adil, seorang moderator juga harus menaati jadwal atau waktu yang telah ditentukan. Moderator seyogianya tidak terlalu banyak mengambil waktu untuk berkomentar yang tidak fungsional. dan moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik penyaji maupun peserta. Oleh sebab itu, moderator harus punya keberanian untuk menginterupsi dengan santun kepada pembicara agar taat waktu.
4. Notulis
Semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun jawaban perlu dicatat secara rapi oleh notulis. Hasil catatan yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan minimal kepada semua orang yang terlibat dalam forum tersebut. Hal ini memberi kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskannya jika ada hal-hal yang kurang tepat.
2.5 Melaksanaan Presentasi Ilmiah
Menurut Dibia dan Mas Dewantara (2017), Melaksanakan presentasi ilmiah pada dasarnya adalah mengkomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah . oleh karena itu, dalam presentasi ilmiah berlaku prisnip prinsip komunikasi. berapa prinsip komuniasi yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif
a. Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.
b. Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media.
c. Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih.
d. Berfikr positif tentang peserta.
e. Membuat peserta dihormati dan dihargai.
f. Memertimbangkan budaya peserta.
g. Bersikap terbuka terhadap perbedaan sikap dan pendapat orang lain.
h. Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan darisegi situasi formal dan budaya setempat.
2. Memaksimalkan efektifitas dalam proses presentasi.
a. Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh memua peserta.
b. Memastikan semua penyaji dapat melihat peserta
c. Menjadi penyimak/pendengar yang baik jika ada peserta yang bertanya.
d. Memberi kesempatankepada peserta untuk bertanya.
e. Mendorong peserta untuk aktif terlibat.
f. Menggunakan media yang baik dan berguna.
BAB III
PENUTUP
3.1 SimpulanPENUTUP
1. presentasi ilmiah merupakan presentasi yang disampaikan oleh seorang ilmuan mengenai suatu gagasan atau objek ilmiah di hadapan khalayak ilmiah.
2. Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dan komunikasi tetap efektif, faktor kebahasaan dan nonkebahasaan sangat penting diperhatikan dan merupakan hal yang mutlak untuk dipahami.
3. Sebelum mempersiapkan suatu presentasi, ada beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu yaitu, situasi, tujuan, audience, dan metode.
4. Dalam sebuah forum ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda, yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta dan teknisi. Semua pihak wajib melaksanakan tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan aturan main yang telah ditetapkan.
5. Menurut Dibia dan Mas Dewantara (2017), Melaksanakan presentasi ilmiah pada dasarnya adalah mengkomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah . oleh karena itu, dalam presentasi ilmiah berlaku prisnip prinsip komunikasi. berapa prinsip komuniasi yang dapat dipertimbangkan adalah mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif dan memaksimalkan efektifitas dalam proses presentasi.
3.2 Saran
Saran kami sebagai penyusun makalah ini adalah agar makalah ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu dalam melaksanakan presentasi ilmiah dan semoga apa yang kami susun ini dapat bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik dari segi bahasa maupun penulisan pada makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dari pembaca.
1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar